Bertemu Penyair


Acep Zamzam Noor:

1. Kata itu seperti batu, perlu perjuangan keras membuat batu itu menjadi berharga

2. Berkarya tidak sama halnya dengan membuang liur, atau ingus, sekali kita membuangnya, langsung keluarlah sudah, tetapi berkarya layaknya Buang Air Besar. Dimana kita harus makan dulu, diproses di dalam perut, kemudian di endapkan, setelah itu kita hanya menunggu isyarat untuk dikeluarkan.

Tetapi tidak semua BAB (Buang Air Besar) itu lancar, tergantung dari apa yang kita makan. begitu pun dengan berkarya, Apa yang sering kita kunyah ? sehatkan untuk karya kita ?

3. Sebuah puisi harus bisa membuat bulu kuduk berdiri
Aku Beserta Kang Acep Zamzam Noor


**** Sepenggal Petuah dari Senior***

Kaidah keindahan puisi kudapati dari sepotong sajak yang dibacakan kang Acep Zam-zam Noer tadi malam. Puisi yang mencakup rona-rona politik juga sedikit menyinggung kasus selebritis, tak urung membuat para Audiens tertawa terbahak mendengar kegilaan dan kekonyolan para pejabat yang diceritakan Kang Acep dalam puisinya

Puing-puing semangat yang berserakan mulai menyatu kembali. Aku semakin tergugah dengan sedikit bahasan yang beliau berikan,

cerita tentang pengalamannya, proses perjuangannya, juga cerita tentang bagaimana proses sebuah karya bisa menghasilkan sesuatu yang menakjubkan.

Acaranya cukup seru dan sedikit membuatku tertawa, jika aku mengingatnya. Sementara semua Audiens terfokus pada Kang Acep Zamzam. Aku membagikan minum kepada semua Audiens yang ada layaknya seorang tuan rumah, Karena di Suasana Kafe juga barangkali kostumku yang salah, salah seorang Bapak memanggilku dan memesan makanan padaku. Hah !!!! Aku terkaget, aku tidak mengerti kok si Bapak memesan makanan padaku ? Aku disangkai pelayan ? hahahahahaha

"De, ada ayam goreng ya ?" Kata sang Bapak samar-samar karena terlalu bising oleh suara sound system.
"Apa Pak ?" Aku terperanjat tidak mengerti.
"Mau pesan makanan, ayam goreng ada ?" Dengan nada yang sedikit keras.
"Kurang tau ya, Pak. Sebentar saya panggilkan si Ibu dulu" kataku
"Oh, gak bisa ? ya sudah !" katanya sambil membuang muka juga melempar menu

Aku sedikit kesal, tapi aku dapat mengendalikan diri. Astagfirullah. Aku bilang kepada Ibu Adam lalu duduk pada anak tangga menunggu ada jalan menuju tempat dudukku. Oh.. Aku terpoojok, tapi aku tertawa. Hahahahah.......

Semua lengang aku terduduk kembali di tempat duduk, aku memakan nasi goreng pesananku yang sudah kupesan dari tadi dan belum sempat aku makan. Ya, sudah dingin deh nasi gorengnya. Tidak apalah, aku lahap saja. Toh aku yang merasakan lapar.. Agak risi si memang, ada perempuan cantik duduk di depanku. Ya sudah aku sisakan sedikit di mangkok biar tidak terlihat rakusnya. heheheh Meski nada dering masih berbunyi dalam perutku.

Bener juga kata Teh Endah, dandananku memang terlalu tua untuk seusiaku. Aku pun menyadari itu, "Lu perlu Gua makeover" katanya
"Ia, Teh. Abdi ge uninga, tapi da nyaeta atuh teu aya nu beresih di bumi teh, ngan aya ieu-ieuna, teu aya nu mangnyeuseuhkeun daih"
"Ah, Elu !"

Hahahahahah AKU MESTI GANTI PENAMPILAN ?

Ya, meskipun begitu aku cukup menikmatinya, Terima kasih untuk semuanya aku tidak bisa membalas kebaikan kalian.

Moment Terakhir sebelum pulang Kita Photo bareng kemudian minta tanda tangan deh sama Pak Acep Zamzam Noor.

Eh, lupa makanan belum dibayar. "Kang Khoer, Bayar makanan dulu yuk !"
"Oh Ia, ayu !"

Hahahahah
Uangku, juga uang Kang Khoer masih kurang untuk membayar semua makanannya
Ya udah, kasbon dulu aja

"Ibu, punten acisna kirang, enjing atuh sakantenan abdi mangkat badminton."
"Oh, muhun wios, mangga wae"

Karunya teu ka abdi ? Wakakakakak

Dari sana aku kenal banyak orang, Mahasiswa Unsur, pengelola Radio Nurani, Penulis-penulis senior, Guru-guru, teman-teman semuanya aku menjadi kenal kalian.

Tapi aku mah kagum ka Neng Novia anu juara Lomba Baca Puisi Rendra da. Beuhhhh..... Baca Puisina teh meni matak muringkak bulu punduk. Nya geulis, bageur deuih atos nambutkeun HP na kanggo poto2 abdi sareng Kang Acep. Nuhun nya, Novia. Tos kersa poto bareng sareng Abdi. heheheheh

Udah ah, kita pulang sekarang. Untung Teh Endah ngajakin Aku, Khoer, Irwan, Novia naik mobilnya. lumayan ngirit ongkos.

"Eh, ieu teh malem minggu, jalan-jalan heula yu !"
"Hayu teh lah Urang anteurkeun Novia heula ka Ciranjang nya teh, ngarah apal rumahna. teras amengan weh ka bumi, ya Novia nya ?" kataku sambil ketawa gugup di samping wanita cantik.

Tapi da jauh katanya, untung ada bis lewat, jadi kita nganterin ampe Rawa Bango aja.

"Hati-hati ya Novia ya !" Ujarku di belakang mobil yang berhenti sambil melambaikan tangan.
(duka tah dibales teu nya lambayan tanganku ?" Hehehehe
Aku, Novia, Acep Zamzam Noor


Cerita blum selesai

"Man, langsung pulang wae ? Gua mah mau pulang da. Lu pulang kemana, Ke Selakopi ya ? Sekalian we lewat Bypass nya ?"
"Ia Teh lah Pulang we. Udah malm da"

Eh, pas nyampe rumah, rumahnya di konci. Kemana kawanku kok ga ada di rumah ? Nunggu deh bentar dan mau SMS ato telpon gak ada pulsanya. Hikz...... Tos HP butut, taya pulsaan daih.

"Man, pulang langsung ka Joglo we ! Wandi aya didieu" Isi sms yang kuterima

Ya udah, langsung deh aku ke Joglo, taunya pas nyampe joglo kawanku sudah pulang cenah. Beuhhhh papalimpang jigana

"Yu ah, brow ulin ka saya !" Bujuku pada temanku di joglo (padahalmah tadina nganelkeun diongkosan da uangku habis) Eh, bokek juga dia sama. Ya Udah. jalan kaki deh dari joglo ke selakopi.
(ada sepenggal cerita dibalik perjalananku ini, tapi tidak dipublikasikan disini). Udah deh nyampe rumah. Eh... Lama deuih ga dibuka juga dan Wandi udah lelap tidur. Dibuka pintu, langsung masuk, tidur deh.

Selesai........................

Terima kasih kepada Ibu Adam, Kasbonnya udah dibebaskan
Kepada Novia, yang sudah mau menemaniku ngeprint photonya
Kepada teh Endah yang memberikan tumpangan pulang
Kepada Kang Khoer yang sedia menjadi sahabatku
Kepada semua yang terlibat dalam acara itu aku ucapkan terima kasih.

Hidup sastra, Hidup budaya

Kang Irwan dari Sukabumi, Kang Acep, Kang Khoer, Aku

Belum ada Komentar untuk "Bertemu Penyair"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel